S. sama sekali tidak canggung karena kami memang sering phone sex dan saling kirim foto telanjang masing-masing. S. pun langsung membuka bajunya dan tanpa canggung dia memperlihatkan payudaranya yang masih kencang di depan mata saya. Sesekali dia menindih saya karena gemas. Maklum, sebagai laki-laki keturunan China dengan ayah seorang pengageng di Kraton Solo, tentu saya cukup menarik. Tinggi saya, 178cm dengan postur tubuh atletis, apalagi dengan junior yang panjangnya bisa mencapai 16cm, saya cukup bangga dengan postur tubuh dan junior saya ini. Oh ya, tiga tahun silam, saya berumur 30 tahun, jadi bisa dibayangkan betapa saya memiliki hasrat yang luar biasa. Dan satu hal yang penting, mangsa telah di depan mata.
Sebagai laki-laki normal, tentu saja saya berontak melihat pemandangan indah di depan mata. Pemandangan yang selama ini hanya saya bayangkan karena Jakarta-Denpasar cukup jauh. Tapi malam itu, S. di depan saya, memperlihatkan payudaranya yang indah. Tak sabar, sayapun mulai mengecup mesra putingnya. Cukup nikmat, hhmmm puting yang memerah itu kini masuk dimulut saya. Saya tidak asing dengan putingS. karena dia memang sudah mengirimi saya bentuk tubuh telanjang dia. Saya mulai kerasukan, sembari memilin, memiting dan menjilati puting S, saya merancau.
"Enak sayang, hmm aku suka, akhirnya kesampaian juga," kataku sambil tak henti terus menjilati putingnya. S. pun mulai tidak sabar, dia hanya tersenyum senang, mungkin jarang mendapatkan laki-laki muda seperti saya selama dia berhubungan dengan laki-laki lain.
S. sudah terangsang, tanpa diperintah dia mulai mencari junior saya.
"Uch... mana punyamu, aku sudah tidak sabar lagi ingin mengulumnya, menjilatinya", kata dia dengan mata sedikit sayu. Saya berpikir dia sudah mulai horny. Jelas, dia sudah mulai horny karena ketika tangan saya menyentuh gundukan lembut di selangkangannya, cairan kewanitaannya sudah meleleh.
Hmmm, bayangkan pembaca, wanita yang selama ini hanya saya bayangkan kini di depan mata.
Tapi sebelum semuanya menjadi jelas, tersadar jika teman saya mulai gelisah, akhirnya saya hentikan petting dengan S. karena sudah waktunya berangkat. S. memakai tanktop pink dengan pusar kelihatan jelas. Malam pun kami habiskan dengan S., teman saya dan teman S. yang menjadi stripteaser tersebut dengan minum beberapa sampanye dan beberapa JD dan Chevas.
Karena sudah mulai capek akhirnya saya usul untuk pulang ke hotel, kami berempat pulang. Tapi teman saya meminta pulang ke rumahnya karena sudah mabuk. Sayapun setuju. Akhirnya saya bertiga, S. dan temannya balik ke hotel. Setelah mandi dan bersih-bersih muka, S. mulai menemani saya di ruang tamu. Sedangkan temannya berganti mandi, lalu hanya memakai daster transparan. Sebenarnya teman S. ini cukup menggiurkan untuk diembat, tapi saya sudah tidak selera dengan wanita yang umurnya di bawah saya. Apalagi dia seorang stripteaser.
Kami ngobrol di ruang tamu, S. memakai kaos motif Bali putih dan mengenakan sarung Bali. Tapi sesekali dia membetulkan sarungnya sembari memperlihatkan g-stringnya yang sangat mini, hitam lagi warnanya. Mungkin karena kecapekan, teman S. langsung terlelap tidur. Kami meneruskan ngobrol di ruang tamu. Kami saling berciuman dan meraba, "Hmm teruskan sayang, mau menikmati tubuhku?" tanya S. kepada saya. Sayapun hanya tertawa kecil. Sungguh pembaca, saya tidak kuat, ingin merasakan bersetubuh dengan wanita setengah baya dan sepertinya akan tercapai.
S. sudah mulai horny berat, dia mulai melepaskan kaosnya, dan meminta saya menciumi tubuh dan payudaranya. Tanpa melepaskan kesempatan emas ini, saya mulai beraksi.
"Aku cium ya", pintaku.
S. menjawab sayu, "Puasin aku sayang..."
Puting yang merekah merah terus saya kulum, saya gigit saya jilati hingga membesar. S. pun sepertinya ingin melepaskan dahaganya. Selang kemudian dia mulai melepas g-stringnya. Oh Tuhan, wanita ini akan telanjang di depan saya. Alangkah berkat sekali. S. pun akhirnya telanjang, dia minta saya untuk menjilati memeknya yang merah merekah. Menarik untuk segera dijilat dengan lidah saya.
"Ayo sayang, jilati aku sayang, aku pengen sekali, aku pengen sekali. Aku ingin kamu masukin kontolmu ke memekku", pintanya.
Saya belum bereaksi, saya masih ingin menikmati memek yang ada di depan mata saya, saya jilat pelan-pelan klitoris yang seperti biji kacang itu dengan penuh kelembutan. Asin sepertinya cairan S., tapi saya tidak peduli. Saya jilat terus hingga akhirnyaS. melenguh pelan, "Sayang, terus, terus jilatin, gigit itilnya sayang", kata S. nanar.
"Kamu suka? Kamu mau merasakan jilatanku terus", tanyaku. Tanpa menjawab S. langsung membenamkan wajah saya ke memeknya. Sayapun terus bekerja, seperti ketika saya menyelesaikan deadline. Kejar terus memek itu! Kata hati saya. S. meregang terus sesekali tangannya meraba junior saya yang memang belum saya lepaskan dari sangkarnya. Saya ingin membuat S. minta ampun. Serampangan S. terus mencari kontol saya. "Buka sayang, aku ingin pijat, jilat ujung kontolmu, aku pengen telan spermamu sayang", ujar S. merangsak masuk tangannya ke celana dalamku. Akupun berhenti mengekploitasi memeknya. Jembutnya sungguh indah untuk dipandang!
Karena kasihan akhirnya aku loloskan celana dalamku dan akhirnya menyembulkan junior dengan gagahnya, "Damn this is my pride!", ujarku dalam hati. Ujung kontolku yang sudah mulai basah mengkilat karena cairan mahdiku pun langsung disapu lidah S. "Ochhh nikmat sekali sayang, terus jangan berhenti. Och Shit!!!", teriakku. Tapi aku tersadar jika ada teman S. yang tertidur pulang, maklum pintu kamar utama tidak ditutup.
S. tertawa kecil, dia kelihatan senang membuat ujung kontolnya ngilu dan geli sewaktu disapu dengan lidahnya. Lidahnya mulai turun ke bawah pas di batang kontolku, lalu perlahan, jilatan-jilatan kecil mulai ditujukan ke arah buah pelerku.
"Enak sayang?, mau diapain lagi?", tanya S..
Tanpa menjawab aku sengaja menyodorkan buah pelerku ke arah mulutnya yang belepotan dengan cairanku. S. seperti kesetanan. Mungkin dalam hati dia berpikir, kapan lagi aku bisa mendapatkan kontol muda seperti ini. Ya, pembaca, kontolku memang menarik. Belum berkerut seperti kontol-kontol laki-laki yang sering keluar masuk lubang buaya perempuan. Kontolku masih original karena memang hanya beberapa kali saja dimasukkan ke memek perempuan.
S. terus menjilat, menjilat dan merancau dengan liarnya. "Puas, puas nggak", tanya S. Sambil tertawa dia terus menjilat dan akhirnya dia mengarahkan kontol saya yang sudah tegak berdiri ke lubang memeknya yang basah dengan cairannya sendiri.
Oh no, this gonna happen!. Stop it ! aku berteriak! "Jangan sayang, aku tidak ingin!" kataku. S. kebingungan, "Kenapa, kamu tidak ingin? Atau kamu tidak puas dengan jilatanku?", tukasnya.
"Aku tidak mau sekarang, tidak tahu untuk nanti", kataku pelan.
S. terus keheranan karena penasaran aku kembali mengecup putingnya. "Kamu jahat, aku sudah pengen sekali, aku masukin ya ke memekku", pintanya.
"Tidak! Aku tidak ingin melakukannya", kataku.
No comments:
Post a Comment