Aku lalu naik ke atas menuju ruang kerjaku dan aku cari dokumen itu, tapi tiba2 terdengar suara2 yang tak asing lagi aku dengar setiap aku becinta dengan Mer, ternyata itu suara Mer. Aku berfikir mungkin Mer sedang melakukan masturbasi untuk memuaskah hasrat sexnya yang tinggi dan menghilangkan rasa rindunya padaku dan itu biasa ia lakukan sepengetahuanku, hal itu aku tidak keberatan karena aku sendiri yang membelikan alat sexnya itu. Tetapi kok ada suara lain selain suara isteriku, aku aku geser lukisan besar pelan2.
Ternyata….apa yang terlihat olehku sungguh diluar dugaan, Isteriku sedang asik menikmati pijatan2 mesra oleh pelatihnya dengan kondisi pakaian sudah tidak karuan. Pakaian senam isteriku sudah melorot kebawah sehingga tubuh isteriku yang indah itu terlihat jelas, sedangkan sang pelatih celana senamnya pun sudah melorot sampai ke lutut tetapi celana dalamnya masih di tempatnya, rupanya mereka sudah lama melakukan permainan itu.
Maka mengalirlah darah panas di tubuhku sampai ke ujung rambutku, tapi aku masih bertahan dan sambil berfikir kok sampai terjadi demikian, apakah ada yang salah pada diriku. Atau mungkin aku kurang memuaskannya sehingga ia berbuat demikian apalagi memang kondisinya sexnya yang luar biasa. Aku gak jadi bertindak, dan kuteruskan menonton adegan selanjutnya.
Rupanya isteriku sudah tidak sabar lagi lalu ia meminta si pelatih untuk berbuat lebih jauh. Sang pelatihpun dengan terampil memainkan perannya. Pelan2 dia pelorotkan celana dalamnya maka keluarlah penisnya yang begitu besar, Yah Hen, penisnya ternyata lebih besar dari punyaku. Pelan2 pula dia masukkan kedalam vagina isteriku yang dalam posisi doggy kesenangan Mer dan tangan Mer berpegangan pada alat fitness lalu digenjot makin lama makin cepat lalu Mer berteriak seperti biasa dan kemudian terduduk lemas akhirnya terbaring. Sang pelatih dengan sigapnya mengambil anduk kecil kemudian mengelap cairan yang ada pada vagina isteriku dan pada seputar penisnya, setelah itu dia ikut berbaring disisi Mer,memeluk dan menciumi Mer isteriku.
Aku kok ya ikut hanyut, bukannya marah malah ikut menikmatinya. Dan akhirnya aku tersadar bahwa aku ini sebenarnya statusnya masih di luar kota. Aku ingin marah tapi aku tidak sanggup karena aku sangat menyayangi Mer. Segera kusimpan dokumen yang kutemukan kemudian aku bergegas keluar drai ruang kerjaku pelan2 lalu tancap gas menuju bandara untuk pergi ke kota J kembali. Entah apa yang terjadi selanjutnya di ruang fitness itu hanya mereka saja yang tahu.
Malamnya aku terduduk melamun di lobby hotel, untuk menghilangkan rasa kesalku aku menuju Pub Disko atau tempat apa namanya disitu karena terus terang aku tak pernah ketempat itu selain Klab Malam, yang jelas ada suara musik keras, penerangan remang2 dan banyak muda-mudi yang berjoget ria. Aku masuk lalu duduk sambil memesan minuman ringan di bar.
Tiba2 ada cewe cantik mungil duduk di sebelahku mengangguk sambil tersenyum manis kepadaku. Kubalas senyumannya. Lalu mulailah aku saling berkenalan, ternyata dia namanya Mona dan katanya juga dia berasal dari kota M. Pakaiannya sungguh seksi, gaun hitam tipis dengan model tanktop menunjukkan belahan dada yang menonjol, roknya agak mini dengan ujung rumbai2 yang runcing ujungnya, jenis gaun itu apa sih namanya ya.
Dari obrolan berlanjut ke dancing, jingkrak2, berpelukan dan sering tak sengaja pipinya beradu dengan hidungku, amboii harumnya cewe ini. Pada saat dia menari berputar maka berkembanglah gaunnya sehingga terlihat jelas betis dan pahanya yang putih mulus. Aku menjadi terpesona dengan cewe mungil yang satu ini dan semakin larut maka semakin hot kami dibuatnya.
Akhirnya karena kelelahan kamipun keluar meninggalkan keramaian itu dan berjalan bergandengan menuju kamar masing2 eh bukan lo. Kamarku di lantai 5 sedangkan kamarnya di lantai 7, tapi lift berhenti persis di lantai 7 dan kami langsung menuju kamar…Mona.
Coba Hen kamu bisa tebak apa yang terjadi selanjutnya.
(Laaah paling2 kamu kerjain tuh cewe seperti binimu sendiri, dasar buaya)
Yah begitulah. Begitu dia mengunci pintu kamar, aku sergap dia dari belakang dan kukecup kuduk dan lehernya yang harum kemudian kubalik badannya dan aku lumat bibirnya habis2an, badannya agak berjinjit karena tubuh mungilnya itu, dan anehnya setiap saat ku tatap wajah Mona yang ada dalam bayanganku kok ya wajah Mer terus.
Lalu kurebahkan dia ke ranjang kutindih dia dan kugumuli berguling-guling sampai terjatuh ke lantai Acara dilanjutkan di lantai. Roknya tersibak penuh dan segera aku dapat melihat paha mulusnya serta celana dalamnya yang juga berwarna hitam model g-string yang tentu saja tidak dapat menutupi semua organ vital yang ada di dalamnya. Dari sela2 CDnya itu menyembul bulu2 hitam yang lebat.
Aku sudah tak tahan lagi lalu aku renggut CD hitamnya itu woow, ternyata bulu2 halusnya itu sedemikian tebalnya sehingga aku tidak bisa melihat apa yang ada dibalik rambut2 halus ikal tersebut, jauh lebih tebal dibandingkan bulu vaginanya Mer. Tidak cukup itu lalu aku tarik tali tanktopnya kebawah sebatas pinggang sehingga dua bukit kecil mungil keluar dari sarangnya. Buah dadanya sangat mungil namun seksi, sepertinya jarang dijamah orang ya. Putiknya masih dominan warna pink. Jangan2 dia masih ABG nih. Heen… jangan ngiri ya…hahahaha…
.
(ya…ya…. makan aja tuh ABG mu… kataku dalam hati)
Begitu aku remas payudaranya ya persis segenggaman tanganku ini, waaah dapat pengalaman baru nih, biasanya cewe2 ku rata2 dadanya besar.
Aku gigit putiknya, kurang puas maka kumasukkan seluruh payudaranya kemulutku dan kukunyah-kunyah sepuasnya sampai ada bekas gigitan merah. Ya tentu saja Mona sangat menikmatinya dengan erangan2 halus, tidak berteriak seperti Mer.
Aku sudah tidak menyadari bahwa pakaianku sudah lepas semua, namun pakaiannya masih melekat meskipun sudah tidak karuan. Sengaja yang satu ini tidak kubiarkan dia telanjang bulat2 ,karena aku sudah tidak sabar lagi maka langsung kumasukkan saja penisku kedalam vaginanya yang sudah basah. Aku terus bertempur sampai puncaknya ternyata dia sudah mengerang duluan
“Maaas….aduuhhh…. ahhhhh”
“Kenapa Mon ?”
“Aku sudaaahhhh….., puasss”
Permainan berhenti sampai disitu karena Mona keburu ke kamar mandi, mancuci vaginanya dan kembali berpakaian.
“Udah dulu ya Mas, nanti dilanjut lagi, aku cape dan ngantuk.”
Karena dia tidak mau lagi kuajak bermesraan, maka akupun berpakaian dan kemudian berpamitan kembali ke kamarku.
Hampir sepanjang hari setelah aku selesai bekerja, Mona pasti sudah menunggu di lobby hotel, kemudian dilanjutkan makan malam. Nggak perlu ke Pub lagi karena kamar 5 dan kamar 7 siap menanti.
Mona tipe cewe yang kebutuhan sexnya normal, sehingga setiap kami berhubungan sex hanya cukup sekali, dia tidak mau mengulangi lagi dengan alasan capek. Sehingga akulah yang pandai2 mengatur posisi bermain sex setiap malamnya supaya tidak bosan
Untuk body Mona memang masih kalah dibanding dengan Mer, keseksian Mer memang tiada duanya lo Hen.
(percaya Rob, dapetnya aja dari tempat hiburan pasti lebih dong).
Namun ada keistimewaan tersendiri dari tubuh Mona, kalo perawakannya ya mirip2 Yuni Shara deh namun Mona lebih mancung, bibirnya yang merah dan mungil tak henti2nya menebar senyum, padahal dia dalam kedaan biasa tidak dibuat-buat. Keistimewaan dari diri Mona yaitu pada vaginanya yang selain mungil juga tertutup bulu lebat. Aku cukup sulit untuk menjilati bibir vaginanya karena sibuk menyibakkan hutan lebat yang menghalanginya. Dan tidak seperti Mer, Mona apabila orgasme tidak begitu banyak mengeluarkan cairan, dan cairan vaginanya bercampur dengan spermaku. Oh ya Hen, dalam setiap bersenggama aku gak pernah pake kondom lo. Aku percaya saja terhadap mereka pasti masih bersih tuh.
(belum aja lo kena batunya, kalo udah kepatil lele baru nyaho lo Rob)
Pada hari terakhir aku di kota J ternyata Mona juga kepengen ke kota M, katanya ada teman lamanya yang tinggal disana. Ya sudah menjadi tanggungjawabku untuk membelikan tiket pesawat buat dia.
Hari Sabtu pagi kami sudah bersiap berangkat kembali ke kota M. Tiba di kota M aku bermaksud mengantar dulu Mona ke rumahnya tapi katanya ingin berkenalan dulu dengan isteriku. Aku setuju, asal jangan ceritera tentang hal kita di kota J.
Sampai di rumahku suasana juga tetap sepi, tidak ada suara apa2. Wah jangan2… ah aku buang jauh2 pikiran jelek itu. Aku masuk ke rumah yang tidak terkunci dan tidak ada siapa2, seluruh kamar kosong gak ada orangnya, ke dapur juga gak ada si bibi. Wah …kosong nih
Karena suasana rumah yang lengang itu hasratku sama Mona kok tiba2 bangkit lagi, lalu dengan berbagai alasan aku ajak Mona naik ke atas ke ruang kerjaku. Mona akhirnya mau.
Kubuka kamar kerjaku pelan2. Sampai di dalam lalu kurengkuh Mona dan kukecup bibirnya habis2an. Mona juga membalasnya dengan hangat. Tapi tiba2 kok ada suara yang itu2 lagi di ruang sebelah. Aku jadi penasaran kugeser lukisan besarku… ternyata ada yang lebih hot lagi, kali ini di ruang fitness itu Mer dalam posisi diatas dan si Pelatih dibawah, keduanya tanpa busana sepotongpun dan asik bergoyang berirama mengikuti irama musik fitness.. Mona terkesima, aku juga gak sadar kalo ada Mona disini. Mau kututup lagi lukisan itu sudah terlambat.
No comments:
Post a Comment